Rabu, 19 November 2008

TAN MALAKA

TAN MALAKA


Tan Malaka adalah seorang figur yang didalam dirinya terkandung makna, bahawa Tan Malaka adalah seorang anak manusia yang mengalamai suatu proses kehidupan yang begitu penuh konflik dan dramatis, juga Tan Malaka sebagai tokoh aktivis politik yang berkembang menjadi pejuang yang militan, radikal, dan revolusioner. Dan yang terakhir, Tan Malaka sebagai seorang intelektual pemikir yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang orisinil, berbobot, dan briliyan.
Selama hidupnya Tan Malaka berpindah-pindah, hingga menyebrangi lautan antar negara, dan selama itu juga namanya selalu berganti-ganti. Sekembalinya menuntut ilmu di negara kincir angin ke tanah air, Tan Malaka sedikit dikenal sebagai komunis, ia begitu kecewanya melihat betapa kejamnya sistem kapitalis yang dipraktekkan diperkebunan perkebunan di Deli memperlakukan kuli-kuli kontrak bangsanya sendiri. Dengan berbagai macam cara, seperti mengadakan perjudian dan pelacuran, sistem kapitalis itu melilit dan membelenggu mereka sehingga pasrah menerima nasib mereka yang buruk, mereka tidak berdaya, dan boleh dikatakan tidak ada yang membela, maka terjadilah penghisapan manusia oleh manusia.
Perjuangan politik Tan Malaka dalam memerdekakan bangsa dan tanah airnya pada dasarnya adalah perjuangan melawan sistem, bukan memusuhi orang atau masyarakat yang hidup dibawah sistem itu. Ia memahami betul bahwa setiap sistem kemasyarakatan yang ada dibumi ini akan selalu dapat ditemukan orang-orang yang berhati mulia dan berbudi luhur, yaitu orang-orang yang digandrungi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang agung. Menurutnya sistemlah yang mendorong orang cenderung memiliki sifat-sifat jelek sehingga mudah melahirkan kolonialisme dan imperialisme. Dalam corak yang berbeda sistem-sistem itu mendorong orang memiliki sifat-sifat buruk seperti serakah yang menyebabkan terjadinya penghisapan manusia oleh manusia, maka menurutnya sistem-sistem itu perlu dienyahkan dan diganti dengan sistem yang lain yang leih baik. Perjuangan politik Tan Malaka ini terlihat bertujuan kearah menghancurkan dan sekaligus membangun.
Pada dasarnya perjuangan politik Tan Malaka memiliki visi dan prinsip bahwa persatuan dan kerja sama yang erat dan kuat dari berbagai kekuatan yang ada dan relevan didalam masyarakatnya, terutama kekuatan-kekuatan beraliran Islam dan nasionalis, mutlak sifatnya untuk memenangkan perjuangan bersama. Visi dan prinsip tersebutlah yang akhirnya mengilhami pemikiran nasionalis Tan Malaka.
Di dalam Madilog, esensi pemikirannya bertitik tolak pada keperluan untuk memiliki dan mengembangkan cara dan pola berfikir aktif yang rasional itu. Selanjutnya ia mengemukakan bahwa jalan yang terbaik menuju kesana adalah pengembangan cara dan pola pikir Baru yang diperkenalkan dengan formulasi: materialisme: dialektika dan logika. Materialisme menurut Tan Malaka adalah cara berfikir realistis, pragmatis dan fleksibel didalam memahami suatu problem yang dihadapi.
Melalui cara dan pola berfikir barunya itu, ia yakin bahwa bangsa Indonesia akan mampu menghasilkan ide-ide atau pemikiran-pemikiran baru, dari waktu ke waktu yang relevan dan berguna bagi pembangunan dirinya. Baginya ide memang penting sekali, karena ide atau pemikiran itu mengandung kekuatan tersendiri dalam merangsang perubahan-perubahan politik, sosial-budaya, ekonomi dan sebagainya. Itulah sebabnya ia menganggap perlu sekali bangsanya memiliki dan mengembangkan cara dan berfikir yang tepat, dalam hal ini yng dimaksudkan tentu Madilog, sehingga memungkinkannya melahirkan dan mengembangkan ide-ide hasil pemikiran sendiri yang relevan dan berguna.
Pemikiran Tan Malaka yang revolusioner, radikal ini ditambah pemahaman serta racikannya yang tepat terhadap konsep-konsep Marxis sama sekali tidak melekat bahwa sanya ia adalah seorang Komunis. Awalnya ia memang beranggapan memadukan perjuangan Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan Partai Sarikat Islam (PSI) demi tercapainya kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun dalam perkembangannya akhirnya berdirilah ’Partai Republik Indonesia’ (PARI) yang bercita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian Tan Malaka adalah salah seorang dari Tokoh Nasionalis Radikal, dengan semboyan dari salah satu pidatonya ”Hidup gerakan untuk suatu Indonesia yang didasarkan atas kelas, Nasionalisme dan Revolusi”.

Tidak ada komentar: