Jumat, 14 November 2008

MAKNA SEMPURNA

“Andra melakukan pencarian atas makna sempurna sebagaimana permintaan Resha, perempuan yang baru saja diminta untuk menjadi pacarnya. Apakah keputusan menemui om Tomi dapat membantunya menemukan makna sempurna.”

Apa makna yang melekat pada kata ’sempurna’, Resha mengajukan sebuah pertanyaan standar dalam susunan kosa kata sederhana namun sangat sarat makna. Sebuah pertanyaan yang belum terjawab sampai saat itu. Andra memikirkannya, setiap hari, setiap jam, setiap menit, namun tidak juga sampai setiap detik, karena sulit untuk menyamakan ritme geraknya dengan pergeseran jarum detik pada jam standar. Andra memutar-mutar otaknya, ia berfikir untuk menanyakannya pada Bunda, Ayah, Riska saudara perempuannya, atau om Tomi, seorang musisi yang sangat melankolis, dan sering menyebut kata ”perfect’ setiap kali menyelesaikan pekerjaannya.
Menurut Ayah, sempurna adalah sebuah usaha keras yang memaksimalkan kemampuan seseorang. Dengan segala daya dan upaya, maka kesempurnaan itu dapat diciptakan. Sementara bagi Bunda, tidak ada yang sempurna, hanya Tuhan pemilik kesempurnaan yang sesungguhnya, diluar Tuhan adalah pemilik segala ketidaksempurnaan. Lain lagi jawaban Riska, dia bilang sempurna adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan menyesuaikan sesuatu dengan keadaannya. Dengan semua jawaban yang berbeda, Andra masih merasakan belum memiliki keberanian menemui Resha dan mengungkapkan hasil pencariannya.
Hari ini Andra sudah merencanakan untuk mendatangi tempat latihan om Tomi. Biasanya om Tomi menghabiskan sabtunya di studio Bulungan bersama kawan-kawannya sesama musisi yang hobi berjam-jam bergulat dengan gitar elektrik untuk melahirkan karya-karya orisinil, yang juga selalu om Tomi sebut ”perfect”. Tepat di Lapangan Bulungan, Andra memarkir motor CBR baru pemberian ayah yang menurutnya mampu menggoda para wanita-wanita, salah satunya Resha yang baru-baru ini menjadi pujaan hati tak terbantahkan.
Dua minggu yang lalu Andra memberanikan diri menyatakan perasaannya pada Resha, dan meminta Resha untuk menjadi pacarnya. Rayuan-rayuan manis mengalir deras dalam ucapan dan tatapan mata Andra yang begitu tulus, hanya satu alasan Andra, ketika ditanya apa yang membuatnya menyukai Resha. Jawabannya karena Resha begitu ’sempurna’. Sial jawaban itu membuat Andra harus bergulat selama satu bulan mencari makna filosofis dari sempurna, sebagaimana permintaan Resha. Sempurna yang dimaknai dalam lirik indah milik Andra Ramadhan dan Stevie Item, yang dinyanyikan merdu Dedi yang telah menyuntik banyak orang dan menjadikannya ’lagu seribu umat’, bagi Resha tidak menjawab apa yang ia tanyakan tentang makna sempurna.
Andra memasuki gerbang wapres yang sangat artistik, ia melihat ke sekeliling ruangan yang tidak terlalu luas namun memiliki kenyamanan yang sangat bagi para pengunjungnya. Di salah satu sudut, om Tomi terlihat sedang sibuk menstem gitar elektriknya. Andra memberanikan diri untuk menyita sedikit atau bahkan bisa banyak, waktu om Tomi untuk digunakannya membagi keluh kesah hatinya pada adik dari Bundanya tersebut. Andra mengajak om Tomi untuk keluar wapres dengan alasan bahwa kedatangannya adalah suatu perjuangan antara hidup yang bernyawa, dengan bernyawa namun tak hidup. Mereka berdiri di dekat motor CBR Andra yang diparkir dihalaman Bulungan.

”Om Tomi, lihat aku, what do you think, sempurnakah?”
Laki-laki setengah baya yang dipanggil om Tomi oleh Andra tersebut memperhatikan keponakannya dengan seksama, pandangannya bergerak dari bagian atas kepala Andra hingga ujung paling bawah kaki Andra.
“Rambutmu cukup rapih, walaupun menurut om, kurang gel-nya. Jadi pucat, kalau gel-nya ditambah sedikit mungkin bisa lebih mengkilap. T-shirt yang kamu pakai, oke-lah sesuai dengan warna jeans hitam kamu. Tapi sepatunya ni, harusnya untuk celana yang agak belel jangan pakai sepatu yang ada unsur merahnya. Pakai yang hitam polos saja. Jadi kurang sempurna nak”
”Oke, sekarang lihat motor baru aku, itu CBR keluaran 2007 yang ayah beli sebagai hadiah ulang tahun aku. Bagaimana menurut om, it’s that perfect?”
Andra menunjuk motor CBR hitam-merahnya yang diparkir gagah yang juga berada disamping warung pedangang rokok.
”Perfect. Motor bagus. Menurut om, cewek-cewek pasti nempel sama kamu. Body gagah, warna bagus, speed oke, merk bergengsi, dan yang pasti nyaman dinaikinnya.” Ucap om Tomi yang kali ini memberikan jawaban berbeda dari sebelumnya.
”Om Tomi mau coba motor baru aku?” tanya Andra
”Wah, kalau om yang pakai sih gak bagus kayaknya. Om mu ini ketuaan”
Andra hanya tersenyum tipis mendengar jawaban Om Tomi.
”Kalau gitu kita beli minum dulu om di warung itu.”


Andra dan om nya melangkah sedikit menuju warung yang dekat posisinya dengan motor dimana Andra memarkirnya. Seorang laki-laki tua penjaga warung duduk bersandar sambil menghisap sebatang rokok yang membuatnya terlihat sangat menikmati.
”Pak, coba bapak lihat saya” Andra menyapa pedagang rokok tersebut
”Kenapa dek?” Tanya pedagang rokok tersebut.
”Menurut bapak, saya ganteng gak?’
“Wah, ya iyalah dek, adik ini tinggi, putih, rambutnya bagus, hidungnya mancung, alisnya tebal. Ya udah pasti ganteng. Sempurna pokoknya”
“Kalau baju saya gimana pak?”
“Apalagi bajunya, celananya, sepatunya, bagus banget, cocok banget dibadan adek, pasti mahal ya harganya?”
“Menurut bapak, baju saya juga sempurna?”
“Iya lah dek. Memangnya kenapa?’
“Enggak…enggak apa-apa pak. Terima kasih ya. Ini kembaliannya diambil aja. Andra memberikan selembar uang duapuluhribu untuk membayar dua botol air mineral yang dibelinya.
”Makasih ya dek. Adek ini sudah ganteng, baik hati. Betul-betul sempurna.” ucap pedagang rokok yang terus memandang Andra yang berangsur meninggalkannya.

Om Tomi hanya memandangi keponakannya tersebut. Ia tersenyum dalam, dan tengah menyiapkan dirinya untuk mendengar pertanyaan-pertanyan yang mungkin akan diajukan Andra berikutnya.
”Om Tomi dengar kan apa kata pedagang rokok tadi. Apa yang gak sempurna dari aku om menurut dia?”
”Kamu ini kenapa toh Ndra. Apa yang mau disampaikan”. Om Tomi menjawab seolah ia sudah menangkap kegundahan dalam hati keponakannya tersebut.
”Iya om, jadi apa arti sempurna itu menurut om Tomi. Bapak itu bilang tidak ada yang kurang dari aku. Sementara menurut om....”

Andra menceritakan kepada om nya asal muasal pencariannya akan hakekat kata ’sempurna’ yang menurutnya harus sudah ditemukan dalam kurun waktu satu bulan saja. Tepat dihari ketigapuluh setelah ungkapan hatinya pada Resha, gadis pujaannya itu akan memberikan jawaban atas ungkapan hati Andra, dengan catatan Andra dapat menjawab pertanyaan yang diajukan Resha. Laki-laki setengah baya itu terdiam sejenak. Ia berupaya mendorong syaraf-syaraf otaknya bekerja dan bahkan memaksa agar keponakan tersayangnya itu dapat menemukan jawaban atas segala kegundahan hatinya. Setelah lima menit melihat langit seolah berharap mendapat ilham, laki-laki setengah baya tersebut membisikkan beberapa kalimat ke telinga Andra.
Dengan sebuah pesan singkat, bahwa Andra adalah sosok yang sempurna, laki-laki setengah baya tersebut tampaknya sudah berhasil membantu mengembalikan air muka Andra yang sendu karena beratnya kepala memikirkan pertanyaan yang menggantung dari sang pujaan hati. Andra meninggalkan stadion Bulungan dengan jauh lebih semeringah dibanding kedatangannya. Tidak lupa ia mengucapkan terimakasih pada om Tomi, yang baru saja melengkapi lirik ”perfect’ nya.


Keesokan harinya, tentu saja belum sampai satu bulan, Andra sudah menelepon ponsel Resha. Ia berusaha meyakinkan Resha bahwa jawaban atas segala pertanyaan Resha sudah dapat terjawab. Bahwa kata-kata ’sempurna’ yang pernah disampaikannya bersaman dengan alunan lirik manis ”Andra and the Backbones” saat mengungkapkan isi hatinya sudah dapat dipertanggungjawabkannya. Mereka membuat janji untuk bertemu di Olala kafe, Mall Metropolitan Bekasi yang dekat dengan rumah Resha. Andra tidak lupa mengatakan pada Resha, bahwa ia akan mendatangi Resha, dimanapun Resha berada, kembali sebuah rayuan manis terucap dari bibir Andra yang sejak lahirnya menempati rumah besar di kawasan Pejaten, Pasar Minggu.
Waktu yang ditunggu-tunggu Andra akhirnya sampai didepan mata. Tidak hanya Resha yang saat ini dihadapannya, Andra begitu yakin bahwa sebuah hubungan yang sempurna akan terjalin dengan cinta yang sempurna darinya untuk sebuah masa depan yang sempurna. Andra yakin bahwa Resha akan menerima sebuah rasionalisasi atas jawaban dari pertanyaan tentang kesempurnaan yang diajukan Resha. Setelah mempersilahkan Resha duduk dan memesan dua gelas capucino panas, dan wafel coklat dengan taburan krim manis yang menggoda, Andra membuka percakapan yang tidak sabar untuk dimulainya saat itu.
”Aku sudah melakukan pencarian atas segala kegundahanku yang kau ciptakan dari pertanyaanmu Res” ucap Andra pada Resha. Resha meneguk capucino hangat dihadapannya.
”Katakanlah, bagaimana hasil pencarian itu”
”Terlebih dahulu harus aku katakan bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna di dunia ini, tapi tidak dengan apa kata hatiku”
”Maksudmu”
”Bagiku dalam dirimu ada kesempurnaan, tapi aku yakin tidak bagi pria yang sedang duduk di kursi depan sana.”
”Kenapa begitu?” tanya Resha
”Karena sudah ada seseorang yang sempurna disisinya”
”Maksudmu gadis disebelahnya. Pasti pacarnya”
“Sempurna” Andra mempertegas ucapannya
“Lalu apa makna ‘sempurna’ yang telah kau temukan?”
”Pikirkanlah betapa sempurnanya aku, sama seperti aku berfikir tentang kesempurnaan yang ada dalam dirimu. Itulah makna sempurna Resh. Pikirkanlah”

Senyum yang begitu sempurna keluar dari wajah Resha, yang menandakan kesempurnaan itu akan segera menjadi mi

1 komentar:

rakelobenauer mengatakan...

RACING CASINO REVIEW | CasinosRoll
RACING CASINO REVIEW. RACING CASINO REVIEW · 벳 플릭스 Top Casino Sites With RACING 골드머니 · Best Casino 마블 슬롯 Sites With 크롬 번역기 RACING · Best Casino Bonuses For 김뿡 얼굴 Gamblers