Minggu, 04 Januari 2009

What They Have Done With Anarchy

Kafia : 
Joshua : Liat di TV gak aksi anak-anak UKI
Kafia : Liat, isunya harga elpiji.
Joshua : Soal isu udah selesai neng. Bangsa ini bakal terus dinamis kalau proses dialektika itu terjadi antara mahasiswa & pemerintah.
Kafia : Terus yang penting buat didiskusiin?
Joshua : Media yang kurang dinamis.
Kafia : Pasti soal Anarki kan?
Joshua : Gw fikir kita mestinya revisi tuh kamus bahasa Indonesia,kalo Anarki terus-terusan diartiin sejenis tindakan brutal & kekerasan.
Kafia : So just do it.
Joshua : Hahahaha…it’s really that simple?
Kafia : May…maybe yes maybe no.
Joshua : Tapi gw serius nih, menurut gw bangsa kita mesti pinter. Gak perlu niru-niru bangsa lain, cukup bercermin diri aja. Minimal bisa lah ngemaknain, makna anarki, anarkisme, dan anarko.
Kafia : Kyknya Bakunin sedi bngt kalo ngeliat dunia skrg.
Joshua : Knp?
Kafia : Mereka semua intelektual loh bang. Mereka ngonsep ide-ide tentang anarkisme, percis kaya ide-ide sosialisme Marx, fasisme Hitler, or liberalismenya Reagen. Tapi saat ini anarki gak lagi dipandang sebagai bagian dari dunia intelektual. Padahal kan Anarkisme itu masuk barisan ideologi kontemporer diperkuliahan pemikiran politik barat, sementara bahasa anarki gak lagi sejajar dengan tema-tema revolusI dan ideologi yang ada, karena cuma dipakai buat ngegambarin prilaku represif dan brutal. Padahal gerakan anarkisme kan salah satunya lewat revolusi.
Joshua : Itu dia maksud gw. Bahasa anarki tuh dipoles sama para penguasa buat ngamanin mereka pada.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

kalau mau jadi duta politik muda bagaimana ya? maaf pertanyaan-nya diluar kontek postingan. hehe

anrkhi memang sudah bergeser dari produk aslinya.